PENETAPAN TITIK UKUR PERMANEN UNTUK PRAKTEK PENGUKURAN
DAN PEMETAAN DI HUTAN DIKLAT JAMPANG TENGAH SUKABUMI
Abstrak
Oleh Ir. Arif Bastaman
Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat berbagi informasi dan
pengetahuan tentang penetapan
titik-tik ukur permanen untuk dijadikan
sarana praktek diklat pengukuran dan pemetaan atau mata diklat lain yang memerlukan dengan cara melakukan
pengukuran secara terestris dan ekstraterestris terhadap posisi sebagian pal-pal
batas hutan di hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi. Serta membandingkan
hasil posisi dari dua cara atau teknologi dan
dua jenis alat tersebut yang berguna untuk pengembangan metode
pembelajaran dan pendalaman pemahaman peserta diklat.
Pal-pal batas hutan yang dijadikan
titik-titik ukur permanen ini akan bermanfaat sebagai suatu “Demplot” atau sarana praktek
yang terukur dan siap pakai untuk mata diklat pengukuran dan pemetaan, GPS dan
mata diklat lain yang memerlukan. Sarana praktek ini berguna sebagai pedoman
untuk widyaiswara dalam membuat perencanaan atau program diklat, melakukan
evaluasi hasil praktek peserta diklat secara individu ataupun kelompok. Manfaat bagi peserta diklat adalah memberikan
kepastian obyek praktek yang secara teknis dipercaya kebenarannya sehingga
diharapkan dapat meningkatkan motivasi, disiplin, dan ketelitian dalam
melakukan kegiatan praktek. Manfaat Untuk Balai Diklat Kehutanan, adalah secara
fisik diperolehnya suatu sarana praktek yang permanen dan terukur sebagai
“Demplot” untuk kegiatan praktek mata diklat Pengukuran dan pemetaan, GPS dan diklat lainya yang berkaitan dengan
pengukuran dan pemetaan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas diklat
dan hasil diklat.
Kerangka teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengukuran terestris dengan metode pengukuran polygon sudut. Pengolahan
data hasil ukuran. Pemeriksaan kesalahan ukuran dan koreksinya dilakukan secara
sistematis sampai diperolehnya koordinat setiap titik ukur. Penentuan posisi setiap pal dengan GPS dilakukan secara absolut menggunakan receiver
GPS handheld dengan perataan. Hasil kedua cara dan teknologi tersebut kemudian
dibandingkan.
Hasil pengukuran
terestris metode polygon setelah diolah, diperiksa dan dikoreksi secara
sistematis telah menghasilkan
koordinat setiap pal dengan rata-rata
kesalahan pengukuran di setiap sudut, yaitu sebesar 0ยบ 0' 1,28”
dan rata-rata kesalahan posisi relative setiap titik, sepanjang 0,02 m. Hasil penentuan posisi absolut setiap pal batas yang
sama dengan receiver GPS handheld menunjukkan perbedaan posisi rata-rata 6,54 m dengan kisaran antara 1,05 m sampai dengan 23, 28 m.
Kata Kunci; Titik ukur, koordinat,
absolut, posisi, pengukuran, pemetaan