Pengunjung

Laman

Senin, 18 Agustus 2014

PERENCANAAN HUTAN 3

PENETAPAN TITIK UKUR PERMANEN UNTUK PRAKTEK PENGUKURAN
DAN PEMETAAN DI HUTAN DIKLAT JAMPANG TENGAH SUKABUMI
Abstrak
Oleh Ir. Arif Bastaman  

Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat berbagi informasi dan pengetahuan tentang penetapan titik-tik ukur permanen untuk dijadikan sarana praktek diklat pengukuran dan pemetaan atau mata diklat lain yang memerlukan dengan cara melakukan pengukuran secara terestris dan ekstraterestris terhadap posisi sebagian pal-pal batas hutan di hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi.  Serta membandingkan hasil posisi dari dua cara atau teknologi dan  dua jenis alat tersebut yang berguna untuk pengembangan metode pembelajaran dan pendalaman pemahaman peserta diklat.
  Pal-pal batas hutan yang dijadikan titik-titik ukur permanen ini akan bermanfaat  sebagai suatu “Demplot” atau sarana praktek yang terukur dan siap pakai untuk mata diklat pengukuran dan pemetaan, GPS dan mata diklat lain yang memerlukan. Sarana praktek ini berguna sebagai pedoman untuk widyaiswara dalam membuat perencanaan atau program diklat, melakukan evaluasi hasil praktek peserta diklat secara individu ataupun kelompok.  Manfaat bagi peserta diklat adalah memberikan kepastian obyek praktek yang secara teknis dipercaya kebenarannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi, disiplin, dan ketelitian dalam melakukan kegiatan praktek. Manfaat Untuk Balai Diklat Kehutanan, adalah secara fisik diperolehnya suatu sarana praktek yang permanen dan terukur sebagai “Demplot” untuk kegiatan praktek mata diklat Pengukuran dan pemetaan, GPS  dan diklat lainya yang berkaitan dengan pengukuran dan pemetaan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas diklat dan hasil diklat.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengukuran terestris  dengan metode pengukuran polygon sudut. Pengolahan data hasil ukuran. Pemeriksaan kesalahan ukuran dan koreksinya dilakukan secara sistematis sampai diperolehnya koordinat setiap titik ukur.  Penentuan posisi setiap pal dengan GPS  dilakukan secara absolut menggunakan receiver GPS handheld dengan perataan. Hasil kedua cara dan teknologi tersebut kemudian dibandingkan.
Hasil pengukuran terestris metode polygon setelah diolah, diperiksa dan dikoreksi secara sistematis  telah menghasilkan koordinat  setiap pal dengan rata-rata kesalahan pengukuran di setiap sudut, yaitu sebesar   0ยบ 0' 1,28”  dan rata-rata kesalahan posisi relative setiap titik, sepanjang 0,02 m. Hasil penentuan posisi absolut setiap pal batas yang sama dengan receiver GPS handheld menunjukkan perbedaan posisi rata-rata 6,54 m  dengan kisaran antara 1,05  m sampai dengan 23, 28 m.  

Kata Kunci; Titik ukur, koordinat, absolut, posisi, pengukuran, pemetaan


0 komentar:

Posting Komentar